Sabtu, 02 Juni 2012

Stategi pembelajaran CTL


BAB 1
 PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Pembelajaran adalah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid (Syaiful Sagala, 2006 : 61). Proses pembelajaran membutuhkan metode yang tepat. Kesalahan menggunakan metode, dapat menghambat tercapainya tujuan pendidikan yang diinginkan. Dampak yang lain adalah rendahnya kemampuan bernalar siswa dalam pembelajaran. . Hal ini disebabkan karena dalam proses siswa kurang dilibatkan dalam situasi optimal untuk belajar, pembelajaran cenderung berpusat pada guru, dan klasikal. Selain itu siswa kurang dilatih untuk menganalisis permasalahan Dari beberapa model pembelajaran, ada model pembelajaran yang menarik dan dapat memicu peningkatan penalaran siswa yaitu model pembelajaran CTL. Pada dasarnya, pembelajaran CTL adalah suatu sistem pengajaran yang cocok dengan otak yang menghasilkan makna dengan menghubungkan muatan akademik dengan konteks dari kehidupan sehari-hari siswa.

B.     Rumusan masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan  CTL
2.       Apa konsep dasar strategi pembelajaran CTL
3.      Apa perbedaan CTL dengan pembelajaran konvensional
4.      Asas- asas CTL
5.      Apa kelemahan dan kelebihan CTL

C.     Tujuan penulisan
1.      Dapat memberikan pemahaman tentang CTL kepada calon guru
2.      Mengetahui bagaimana cara mengaplikasikan CTL dalam proses pembelajaran
3.      Mengetahui posisi murid dalam CTL




BAB II PEMBAHASAN

A.    Definisi CTL
CTL adalah sebuah sistem yang menyeluruh. CTL terdiri dari bagian- bagian yang saling terhubung. Jika bagian- bagian ini terjalin satu sama lain, maka akan dihasilkan pengaruh yang melebihi hasil yang diberikan bagian- bagiannya secara terpisah. CTL melibatkan proses- proses yang berbeda, yang ketika digunakan secara bersama- sama, memampukan para siswa membuat hubungan yang menghasilkan makna. Setiap bagian CTL yang berbeda- beda ini memberikan sumbangan dalam menolong siswa memahami tugas sekolah. Secara bersama- sama, mereka membentuk suatu sistem yang memungkinkan para siswa melihat makna didalamnya, dan mengingat materi akademik. CTL adalah sebuah sistem yang merangsang otak untuk menyusun pola- pola yang mewujudkan makna. CTL adalah suatu sistem pengajaran yang cocok dengan otak yang menghasilkan makna dengan menggabungkan muatan akademik dengan konteks dari kehidupan sehari- hari siswa. Dengan memanfaatkan kenyataan bahwa lingkungan merangsang sel- sel saraf otak untuk membentuk jalan, sistem ini memfokuskan kepada konteks pada hubungan- hubungan.
 Landasan filosofis CTL adalah kontruktvisme yaitu filosofis belajar yang menekankan bahwa belajar tidak hanya sekedar menghafal, tetapi mengkontruksikan atau membangun pengetahuan dan keterampilan baru lewat fakta- fakta atau proposisi yang mereka alami dalam kehidupannya. Pendekatan ini selaras dengan konsep kurikulum berbasis kompetensi yang diberlakukan saat ini dan secara operasional tertuang dalam KTSP. Beberapa ahli mendefinisikan pengertian kontekstual, menurut Jhonson (2007: 67) menyatakan bahwa pendekatan pembelajaran kontekstual atau CTL adalah sebuah pendidikan yang menolong para siswa melihat makna dalam materi akademik dengan konteks dalam kehidupan sehari- hari mereka, yaitu konteks keadaan pribadi, social dan kebudayaan mereka.
v  What I hear I forget
v  What I see I remember
v  What I do I understand
B.     Konsep Dasar Strategi Pembelajaran Kontekstual
. CTL adalah sebuah sistem yang merangsang otak untuk menyusun pola- pola yang mewujudkan makna. CTL adalah suatu sistem pengajaran yang cocok dengan otak yang menghasilkan makna dengan menggabungkan muatan akademik dengan konteks dari kehidupan sehari- hari siswa. Dari konsep tersebut ada tiga hal yang harus kita pahami yaitu:
1.      CTL menekankan kepada proses keterlibatan siswa untuk menemuken materi, artinya proses belajar diorientasikan pada proses pengalaman secera langsung. Proses belajar dalam konteks CTL tidak mengharapkan agr siswa hanya menerima pelajaran, akan tetapi proses mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran.
2.      CTL mendorong agar siswa dapat menemukan hubungan antara materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata artinya siswa dituntut untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar disekolah dengan kehidupan nyata. Hal ini sangat penting sebab dengan dapat mengorelasikan materi yang ditemukan dengan kehidupan nyata, bukan hanya bagi siswa materi itu akan bermakna secara fungsional, akan tetapi materi yang dipelajarinya akan tertanam erat dalam memori siswa sehingga tidak akan mudah dilipakan.
3.      CTL mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan, artinyaCTL bukan hanya mengharapkan siswa dapat memahami materi yang dipelajarinya, akan tetapi bagaimana materi pelajaran itu dapat mewarnai prilakunya dalam kehidupan sehari- hari. Materi pelajaran dalam konteks CTL bukan untuk ditumpuk di otak dan kemudian dilupakan, akan tetapi sebagai bekal mereka dalam mengarungi kehidupan nyata.
Sehubungan dengan hal itu, terdapat lima karakteristik penting dalam proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan CTL.
a.       Dalam CTL,pembelajaran merupakan proses pengaktifan pengetahuan yang sudah ada, artinya apa yang akan dipelajari tidak terlepas dari pengetahuan yang sudah dipelajari, dengan demikian pengetahuan yang akan diperoleh siswa adalah pengetahuan yang utuh yang memiliki keterkaitan satu sama lain. (activing knowledge)
b.      Pembelajaran yang kontekstual adalah belajar dalam rangka memperoleh dan menambah pengetahuan baru. Pengetahuan baru itu diperoleh dengan cara deduktif, artinya pembelajaran dimulai dengan mempelajari secara keseluruhan kemudian memperhatikan detailnya. (acquiring knowledge)
c.       Pemahaman pengetahuan, artinya pengetahuan yang diperoleh bukan untuk duhafal tetepi untuk dipahami dan diyakini, misalnya dengan cara meminta tanggapan dari yang lain tentang pengetahuan yang diperolehnya dan berdasarkan tanggapan dari yang lain tentang pengetahaun yang diperolehnya dan berdasarkan tanggapan tersebut baru pengetahuan itu dikembangkan. (Understanding knowledge)
d.      Mempraktikkan pengetahuan dan pengalaman tersebut, artinya pengetahuan dan pengalaman yang diperolehnya harus dapat diaplikasikan dalam kehidupan siswa, sehingga tampak perubahan prilaku siswa.
e.       Melakukan refleksi terhadap strategi pengembangan pengetahuan. Hal ini dilakukan sebagai umpan balik untuk proses perbaikan dan penyempurnaan strategi.  Reflecting knowledge
                                                       
C.     Asas- asas CTL

1.konstrutivisme                         
proses membangun atau menyusun pengetahuan baru dalam struktur kognisi siswa berdasarkan pengalaman.Menurut konstruktivisme,pengalaman itu memang bersala dari luar,akan tetapi dikontruksi oleh dan dari dalam diri seseorang.Oleh sesbab itu pengalaman terbentuk oleh dua factor penting yaitu obyek yang menjadi bahan pengamatan dan kemampuan subyek untuk menginterpretasi obyek tersebut.

2.Inkuiri
Asas kedua dalam pembelajaran kontekstual adalah inkuiri.Artinya,proses pembelajaran didasarkan pada pencarian dan penemuan melalui proses berpikir secara sistematis.Pengetahuan bukanlah sejumlah fakta hasil dari mengingat,akan tetapi hasil dari proses menemukan sendiri.Dengan demikian dalam proses perencanaan,guru bukanlah mempersiapkan sejumlah materi yang harus dihafal,akan tetapi meransang pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat menemukan sendiri materi yang harus dipahaminya.

3.Bertanya
Belajar pada dasarnya adalah bertanya dan menjawab pertanyaan.bertanya dapat dianggap sebagai refleksi dari keingintahuan setiap individu,sedangkan menjawab pertanyaam mencerminkan kemampuan sesorang dalam berpikir.Dalam proses pembelajaran CTL guru tidak menyampaikan informasi begitu saja,akan tetapi memancing agar siswa dapat menemukan sendiri.Karena itu peran bertanya sangat penting,sebab melalui pertanyaan-pertanyaan guru dapat membimbng dan mengarahkan siswa untuk menemukan setiap materi yang dipelajarinya.

4. masyakat belajar
Dalam CTL penerapan masyarakat belajar dapat dilakukan dengan menerapkan pembelajaran melalui kelompok belajar.Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok yang anggotanya bersifat heterogen baik dilihat dari kemampuan belajar dan kecepatan belajarnya.Biarkan dalam kelompoknya mereka saling membelajarkan,yang cepat didorong untuk membantu yang lambat belajar.

5.Pemodelan
Yang dimaksud dengan asas pemodelan, adalah proses pembelajaran dengan memperagakan sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru oleh setiap siswa.Misalnya guru memberikan contoh bagaimana cara melafalkan sebuah kalimat asing.guru olahraga memberikan contoh bagaimana cara melempar bola dan lain sebagainya.

6. refleksi
Refleksi adalah proses pengendapan pengalaman yang telah dipelajari yang dilakukan dengan cara mengurutkan kembali kejadian-kejadian atau peristiwa pembelajaran yang telah dilaluinya.Melalui refleksi pengalaman belajar itu akan dimasukkan dalam struktur kognisi siswa yang pada akhirnya akan menjadi bagian dari pengetahuan yang telah dibentuknya.
7.   Penilaian luhur
Penilaian nyata (authentic assesement ) adalah proses yang dilakukan guru untuk mengumpulkan informasi tentang perkembangan belajar yang dilakukan siswa.Penilaian ini diperlukan untuk mengetahui apakah siswa benar-benar belajar atau tidak.apakah pengetahuan belajar siswa mempunyai pengaruh yang positif terhadap perkembangan baik intelektual maupun mental siswa.


D.    Perbedaan CTL dan Pembelajan Konvensional
1.      CTL menempatkan siswa sebagai subjek belajar, artinya siswa berperan akti dalam setiap proses pembelajaran dengan cara mengemukakan dan menggali sendiri materi pelajaran. Sedangkan dalam pembelajaran konvensional siswa ditempatkan sebagai objek belajar yang berperan sebagai penerima informasi secara pasif.
2.      Dalam pembelajaran CTL, siswa belajar melalui kegiatan kelompok, berdiskusi, saling menerima dan dan member. Sedangkan, dalam pembelajaran kovensional siswa lebih banyak belajar secara individual dengan menerima, mencatat dan menghafal materi pelajaran.
3.      Dalam CTL, pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata secara riil, sedangkan pembelajaran secara konvensional, pembelajaran bersifat teoritis dan abstrak.
4.      Dalam CTL, kemampuan didasarkan atas pengalaman, sedangkan dalam pembelajaran konvensional kemampuan diperoleh melalui latihan- latihan.
5.      Tujuan akhir dari proses pembelajaran melalui CTL adalah kepuasan diri sendiri, sedangkan pembelajaran konvensional, tujuan akhirnya adalah nilai atau angka.
6.      Dalam CTL, tindakan atau prilaku dibangun atass kesadaran diri sendiri, misalnya individu tidak melakukan prilaku tertentu karena ia menyadari bahwa prilaku itu merugikan dan tidak bermanfaat, sedangkan dalam pembelajaran konvensional, tindakan atau prilaku individu didasarkan oleh factor dari luar dirinya, misalnya individu tidak melakukan sesuatu disebabkan takut hukuman atau sekedar untuk memperoleh angka atau nilai dari guru.
7.      Dalam CTL, pengetahuan yang dimiliki setiap individu selalu berkembang sesuai dengan pengalaman yang dialaminya, oleh sebab itu setiap siswa bias terjadi perbedaan dalam memaknai hakikat pengetahuan yang dimilikinya. Dalam pembelajaran konvensional hal ini tidak mungkin terjadi. Kebenran yang bersifat absolute dan final, oleh karena pengetahuan dikontruksi oleh orang lain.
8.      Dalam pembelajaran CTL, siswa bertanggung jawab dalam memonitor dan mengembangkan pembelajaran mereka masing- masing, sedangkan dalam pembelajaran konvensional guru adalah penentu jalannya proses pembelajaran.
9.      Dalam CTL, pembelajaran bias terjadi dimana saja dalam konteks yang setting, yang berbeda sesuai dengan kebutuhan, sedangkan dalam pembelajaran konvensional pembelajaran hanya terjadi didalam kelas.
10.  Oleh karena itu tujuan yang ingin dicapai adalah seluruh aspek perkembangan siswa maka dalam CTL keberhasilan pembelajaran diukur dengan berbagai cara, misalnya dengan evaluasi proses, hasil karya siswa, penampilan, rekaman, observasi, wawancara, dsb sedangkan dalam pembelajaran konvensional keberhasilan pembelajaran biasanya hanya diukur dari tes.
E.     Keunggulan dan kelebihan pencekatan CTL
Kita ketahui setiap pendekatan yang kita pergunakan dalam pembelajaran kekurangan dan kelebihan atau dengah kata lain memiliki kekurangan dan kelebihan atau dengan kata lain memiliki keunggulan dan kelemahan. Keunggulan dengan pembelajaran CTL adalah real word learning. Mengutamakan pengalaman nyata, berfikir tingkat tinggi, berpusat pada siswa aktif, kritis, dan kreatif, pengetahuan bermakna, dan kegiatannya bukan mengajar tetapi belajar. Selain itu keunggulan lain yakni kegiatannya lebih kepada pendidikan bukan pembelajaran, sebagai pembentukan manusia, memecahkan masalah, siswa aktif guru mengarahkan, dan hasil belajar diukur dengan berbagai alat ukur tidak hanya tes saja.
Disamping itu keunggulan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL juga memiliki kelemahannya, antara lain: bagi guru kelas, guru harus memiliki kemampuan  untuk memahami secara mendalam dan komprehensif tentang (1) konsep pembelajaran denmgan menggunakan pendekatan CTL itu sendiri,  (2) potensi perbedaan individual siswa di kelas, (3) beberapa pendekatan dalam pembelajaran yang berorientasi kepada siswa aktivitas siswa, dan (4) sarana, media alat bantu serta kelengkapan pembelajaran yang menunjang aktivitas siswa dalam  dalam belajar. Bagi siswa diperlukan anatara lain: (1) inisiatif dan kreatifitas dalam belajar, (2) memiliki wawasan pengetahuan yang memadai dari setiap mata pelajaran, (3) adanya perubahan sikap dalam menghadapi persoalan, dan (4) memiliki tanggung jawab pribadi yang tinggi dalam menyelesaikan tugas-tugasnya.


BAB III PENUTUP

Kesimpulan

 CTL adalah sebuah sistem yang merangsang otak untuk menyusun pola- pola yang mewujudkan makna. CTL adalah suatu sistem pengajaran yang cocok dengan otak yang menghasilkan makna dengan menggabungkan muatan akademik dengan konteks dari kehidupan sehari- hari siswa. . CTL adalah sebuah sistem yang merangsang otak untuk menyusun pola- pola yang mewujudkan makna. CTL adalah suatu sistem pengajaran yang cocok dengan otak yang menghasilkan makna dengan menggabungkan muatan akademik dengan konteks dari kehidupan sehari- hari siswa.
·         Asas- asas CTL
a.       Kontruktivisme
b.      Inkuiri
c.       Bertanya (questioning)
d.      Masyarakat belajar (learning community)
e.       Pemodelan (modeling)
f.       Refleksi (reflection)
g.      Penilayan nyata

Kita ketahui setiap pendekatan yang kita pergunakan dalam pembelajaran kekurangan dan kelebihan atau dengah kata lain memiliki kekurangan dan kelebihan atau dengan kata lain memiliki keunggulan dan kelemahan











Selasa, 29 Mei 2012

Media Komputer dan LCD ( my friends hadi, mifti dan husna)

BAB I
PENDAHULUAN


Komputer merupakan salah satu perangkat teknologi komunikasi dan informasi yang terpenting. Dengan menggunakan komputer dalam pembelajaran, maka akan sangat membantu guru dalam menyajikan pelajaran, apalagi jika disandingkan dengan LCD, yaitu sebuah alat yang tergolong baru pada dewasa ini, yaitu alat yang bisa memproyeksikan informasi langsung melalui komputer . Yang mana apabila menggunakan komputer serta LCD ini dalam pembelajaran , maka akan dapat  mengayomi siswa yang bertipe visual, audiovisual, bahkan kinestetik sekalipun.
Banyak sekali manfaat yang diperoleh apabila seorang guru menggunakan media komputer dan LCD dalam pembelajaran, misalnya saja dengan menggunakan komputer dan LCD, maka akan memudahkan guru dalam menggunakan berbagai macam alat yang dapat di hubungkan dengan peralatan lain seperti compact disk, video tape, dan lain-lain dengan program pegendali dari komputer.
Namun di samping kelebihan yang dimiliki, tentunya juga akan ada kekurangan, seperti halnya listrik yang kurang mendukung, dll. yang mana dalam makalah ini akan di bahas lebih lanjut oleh penulis dalam bentuk pengertian, sistem penyampaian dan jenis program pembelajaran dengan berbantu, keuntungan, kelemahan, dan faktor yang mempengaruhi pembelajaran berbantu, serta teknik penggunaan LCD dalam pembelajaran yang akan dibahas pada bab selanjutnya.


BAB II
PEMBAHASAN


A.      Komputer
1.      Pengertian Komputer
Komputer adalah sebuah alat elektronik yang terdiri atas tiga bagian system, yaitu perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), dan operator (brainware). Perangkat keras pada komputer terbagi atas komponen yang dirakit dalam komputer dan ditutupi casing, biasa disebut CPU. Sebelum komputer diaktifkan, bagian-bagian tersebut harus sudah dirangkai.[1]
Menurut Daryanto, komputer dari asal katanya “to compute” computer berarti alat penghitung.[2] Dan menurut Robert H. Blissmer komputer merupakan suatu alat elektronik yang mampu melakukan beberapa tugas, yaitu menerima input, memproses input sesuai dengan programnya, menyimpan perintah dan hasil dari pengolahan, menyediakan output dalam bentuk informasi.[3]
Secara umum komputer didefinisikan sebagai alat elektronik yang dapat menerima input data, mengolah data, dan memberikan hasil dalam bentuk informasi dengan menggunakan suatu program yang tersimpan di memori komputer dan juga dapat menyimpan program dan hasil pengolahan yang bekerja secara otomatis sehingga akan mempermudah pekerjaan manusia. Selain itu, komputer juga alat informasi, komunikasi, dan hiburan.[4]
Komputer dewasa ini memiliki kemampuan untuk menggabungkan dan mengendalikan berbagai peralatan lainnya. Di samping itu, komputer dapat merekam, menganalisis dan memberi reaksi kepada respons yang diinput oleh pemakai atau siswa.
Pemanfaatan komputer untuk pendidikan yang dikenal sering dinamakan pembelajaran dengan bantuan computer (CAI) dikembangkan dalam beberapa format, antara lain drills and practice, tutorial, simulasi, permainan dan discovery. Komputer telah pula digunakan untuk mengadministrasikan tes dan pengelolaan administrasi sekolah.[5]

2.      Sistem Penyampaian dan Jenis Program Pembelajaran dengan Berbantu
Sistem-sistem komputer dapat menyampaikaan pengajaran secara langsung kepada para siswa melalui cara berinteraksi dengan mata pelajaran yang diprogramkan kedalam sistem. Inilah yang disebut pengajaran dengan bantuan komputer atau computer assisted intruction (CAI).[6]
CAI dapat bermacam-macam bentuknya, ini tergantung dari kecakapan pengembang pelajaran dan kemampuan system komputer yang berbeda-beda. Selain itu, juga ada yang disebut dengan CMI (Computer Managed Instruction) pada mulanya memasuki bidang pembelajaran sebagai alat untuk membantu para pengajar mengerjakan fungsi administrasi yang meningkat karena minat terhadap belajar mandiri semakin tumbuh, maka demikian juga tuntutan akan waktu dan usaha untuk mencatat nilai, menyimpan catatan pribadi dan membuat ringkasan mengenai prestasi siswa dan kelas. Fungsi ini sering ditambahkan kepada system computer yang ada yang digunakan untuk kegiatan administrasi seperti pencatatan bayaran, kwitansi, dan ringkasan laporan.[7]
Dilihat dari situasi belajar dimana computer digunakan untuk tujuan menyampaikan isi pelajaran, CAI bisa berbentuk program pembelajaran berbantu komputer diantaranya ialah tutorial, drills and practice, simulasi dan permainan.[8]
a)      Model tutorial. Dalam model tutorial ini pola dasarnya mengikuti pengajaran berprogram tipe bercabang dimana informasi/ mata pelajaran disajikan dalam unit-unit kecil, lalu disusul dengan pertanyaan. Respons siswa dianalisis oleh komputer ((diperbandingkan dengan jawaban yang diintegrasikan oleh penulis program), dan umpan baliknya yang benar diberikan. Suatu jaringan kerja saluran-saluran atau cabang-cabang yang rumitpun dapat diprogram. Berbagai alternatif dilengkapkan kepada komputer itu, dan berbagai tutorial yang bersifat adaptif disesuaikan kepada perbedaan individual.
b)      Model praktik dan latihan. Dalam mempergunakan model ini hendaknyha semua konsep, peraturan, atau prosedur terlebih dahulu sudah dipelajari siswa. Program akan membimbing siswa melalui serangkaian contoh yang kemudian meningkat pada ketangkasan dan kelancaran dalam mempergunakan keterampilan. Prinsipnya adalah penguatan secara tetapterhadap seluruh jawaban siswa yang betul. Komputer dapat mempertunjukkannya dengan cukup sabar, hanya akan berubah bilamana tingkat kemahiran siswa sudah dipertunjukkan. Model latihan dan praktek ini sangat cocok untuk tujuan latihan pelajaran matematika, praktek menerjemahkan bahasa asing, latihan membentuk kosakata, dan lain-lain.
c)      Model simulasi. Dengan model ini siswa dihadapkan kepada situasi kehidupan nyata. Misalnya komputer Hamarabi yang terkenal dapat memperagakan para pemeran dalam mengeluarkan peraturan-peraturan ekonomi bagi sebuah negeri agraria kecil pada zaman lampau. Contoh dalam situasi kehidupan modern memperlihatkan perusahaan penerbangan yang memperlihatkan simulasi-simulasi penampilan pesawat terbang berkomputer canggih sebagai bagian integral dalam melatih terbang para awak pesawatnya. Berbagai persoalan manajemen bisnis dan eksperimen-eksperimen laboratorium di lapangan ilmu pengetahuan fisika adalah contoh pelajaran terkenal lainnya untuk bahan simulasi komputer.
d)     Model permainan. Kegiatan permainan dapat mengakibatkan unsur-unsur simulasi. Seperti halnya permainan bisa mengakibatkan unsur-unsur pengajaran, bergantung pada ada tidaknya keterampilan yang dipraktekkan dalam permainan itu sebagai kegiatan akademis, dan hal itu berhubungan erat dengan tujuan instruksional khusus yang telah dirumuskan sebelumnya.[9]

3.      Keuntungan, kelemahan, dan faktor yang mempengaruhi pebelajaran berbantu
Beberapa keuntungan penggunaan komputer dalam pembelajaran, antara lain sebagai berikut:
a)      Membangkitkan motivasi kepada siswa dalam belajar.
b)      Warna, musik, dan grafis animasi dapat menambahkan kesan realisme dan menuntut latihan, kegiatan laboratorium, simulasi, dan sebagainya.
c)      Respons pribadi yang cepat dalam kegiatan-kegiatan belajar siswa akan menghasilkan penguatan yang tinggi.
d)     Kemampuan memori memungkinkan penampilan siswa yang telah lampau direkam dan dipakai dalam merencanakan langkah-langkah selanjutnya dikemudian hari.
e)      Kesabaran, kebiasaan pribadi yang dapat diprogram melengkapi suasana sikap yang lebih positif, terutama berguna sekali bagi siswa yang lamban.
f)        Kemungkinan daya rekamnya memungkinkan pelajaran individual bisa dilaksanakan, pemberian perintah secara individual bisa dilaksanakan, pemberian perintah secara individual dapat dipersiapkan bagi semua siswa, terutama untuk siswa-siswa yang dikhususkan, dan kemmampuan belajar mereka dapat diawasi terus.
g)      Rentang pengawasan guru diperlebar sejalan dengan banyaknya informasi yang disajikan dengan mudah dan diatur oleh guru dan membantu pengawasan lebih deka kepada kontak langsung dengan para siswa.
Sedangkan kelemahan penggunaan computer dalam pembelajaran, antara lain sebagai berikut:
a)      Walaupun harga dan pemakaian komputer sudah diturunkan secara drastis, pengajaran dengan komputer relatif tetap masih mahal. Oleh karenaitu, ongkos dan manfaat pemakaian komputer dalam pengajaran perlu, terutama bila peralatannya rusak karena pemakaian yang berat.
b)      Rancangan dan produksi komputer terutama untuk tujuan pengajaran masih terbelakang bila dibandingkan dengan rancangan dan produksi komputer untuk maksud-maksud lain, misalnya untuk analisis data.
c)      Materi-materi pengajaran langsung yang bermutu tinggi yang mempergunakan komputer kurang sekali, terutama yang mempergunakan mikrokomputer. Disamping itu terdapat masalah dalam menggabungkan, misalnya sering kali terdapat perangkat lunak yang dikembangkan untuk sistem komputer yang satu tidak dapat dipergunakan pada sistem komputer yang lain.
d)     Guru yang merancang materi pengajaran dengan menggunakan komputer bisa bertambah beban pekerjaannya.
e)      Kreativitas mungkin bisa terpaku pada pengajaran yang dikomputerkan saja. Komputer adalah abdi untuk mematuhi perintah program-programnya, dan respons siswa yang hakiki atau kreatif akan terabaikan.[10]
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan computer dalam pembelajaran ialah:
a.       Faktor-faktor teknik
Secara umum untuk mempelajarai computer diperlukan kemauan untuk mempelajari hal-hal yang bersifat mendasar yaitu ia harus mempelajari berbagai bahasa baru dalam computer dengan tujuan untuk dapat berkomunikasi dengan komputer.
Masalah teknik lainnya yang berhubungan dengan pemakaian alat pembagi waktu pada main frame computer sekarang sedang dirancang pemecahannya di berbagai perguruan tinggi. Di sini para siswa mempelajari cara memecahkan masalah-masalah yang ditimbulkan oleh mesin melalui terminal jarak jauh. Tetapi mereka yang beruntung karena dapat belajar pada sebuah lembaga pendidikan memiliki cukup terminal computer untuk memenuhi permintaan yang ada, seringkali menemui kesulitan karena kurang pengalaman dalam memanfaatkan sebuah terminal, terutama ketika mereka sedang mengirimkan informasi-informasi. Bahkan ketika mereka berhasil memperoleh hubungan ternyata mesin tersebut terlalu sibuk dan telah penuh dengan tugas/pekerjaan dari orang lain sehingga mereka harus menunggu lama dan frustasi dalam memproses bahan-bahan mereka.
b.      Faktor-faktor yang berhubungan dengan kemampuan perangkat lunak
Dengan lahirnya mikro computer yang murah dan mudah dibawa, nampaknya setiap pelaksanaan pendidikan dan latihan di Negara-negara berkembang akan segera berpengaruh terhadap beberapa bentuk perangkat keras computer. Walaupun begitu, sementara harga perangkat keras turun dengan tetap dan kapasitas serta kecanggihan computer naik dengan tetap pula. Namun paket-paket perangkat lunak utama untuk pendidikan masih perlu dikembangkan. Hal ini adalah suatu bukti bahwa mengembangkan perangkat lunak tersebut sulit dari memakan waktu.
c.       Faktor sikap si pendidik
Faktor lainnya yang juga berpengaruh pada penggunaan computer dalam system pendidikan adalah sikap para guru dan dosen. Seperti halnya permasalahan di bidang lainnya di mana suatu usaha yang dilakukan untuk memperkenalkan penggunaan teknologi baru, adalah cukup berbahaya apabila orang yang akan mempergunakannya, memandang atau memanfaatkan teknologi baru tersebut masih berwawasan dan berperan secara tradisional. Sebagai hasil perlakuan yang seperti ini maka mereka akan gagal untuk bekerja sama dengan teknologi baru tersebut, sehingga usahanya tidak akan menghasilkan produk-produk yang inovatif.

B.     Teknik penggunaan LCD dalam pembelajaran

LCD (Liquid Crystal Display) adalah teknik untuk menyajikan data dalam bentuk huruf-huruf Kristal yang tidak tembus cahaya apabila ada dalam medan listrik tertentu. Merupakan pelengkap OHP untuk memproyeksikan informasi langsung melalui computer. LCD mengubah tampilan computer dari gambar elektronik menjadi layar proyeksi. Yang menarik dari pengguanaan LCD ini adalah kemampuan menghasilkan kualitas gambar sama seperti penggunaan OHT biasa. Teknologi LCD juga dapat menampilkan gambar (pictures), warna (colours) dan gerakan (animated). Dengan LCD pesan dirancang dalam computer dan hasilnya diproyeksikan ke layar, tindakan menunjuk dilakukan dengan “mouse” pada computer. Pengguanaa LCD menuntut adanya rancangan program yang dikembangkan secara professional sehingga efektivitas pengguanaan dpat tercapai dengan baik.
Penggunaan LCD dalam pembelajaran adalah suatu teknik untuk menyajikan pelajaran dalam bentuk huruf-huruf Kristal yang tidak tembus cahaya apabila ada dalam medan listrik tertentu. Cara penggunaan LCD dalam pembelajaran sebagai berikut:
a.       Materi pelajaran yang akan disajikan dirancang terlebih dahulu menggunakan computer.
b.      Setelah data selesai dirancang dan deprogram di computer, data tersebut diproyeksikan menggunakan LCD.
Jadi, penggunaan LCD dalam pembelajaran merupakan salah satu alat bantu pembelajaran yang kegunaannya adalah untuk memproyeksikan materi pelajaran yang telah dirancang oelh guru untuk ditayangkan kepada siswa di dalam kelas.[11]


BAB III
PENUTUP

Kesimpulan:
            Menurut Robert H. Blissmer komputer merupakan suatu alat elektronik yang mampu melakukan beberapa tugas, yaitu menerima input, memproses input sesuai dengan programnya, menyimpan perintah dan hasil dari pengolahan, menyediakan output dalam bentuk informasi.
Dilihat dari situasi belajar dimana computer digunakan untuk tujuan menyampaikan isi pelajaran, CAI bisa berbentuk program pembelajaran berbantu komputer diantaranya ialah tutorial, drills and practice, simulasi dan permainan.
Dengan menggunakan komputer maka akan memudahkan guru dalam melakukan administrasi serta menyampaikan pesan dalam pembelajaran walaupun tidak dipungkiri bahwa dalam setiap kelebihan maka akan ada pula kekurangan sehingga perlu dipertimbangkan kembali keefektifan  dan keefesienannya.
LCD (Liquid Crystal Display) adalah teknik untuk menyajikan data dalam bentuk huruf-huruf Kristal yang tidak tembus cahaya apabila ada dalam medan listrik tertentu. LCD ini dapat memudahkan guru dalam pembelajaran jika digabungkan dengan komputer.


DAFTAR PUSTAKA


H. N., Fairus. 2007. Mahir Menggunakan TIK & Microsoft Word 2003 Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk SMA. Jakarta: Ganeca.

Ramli, Muhammad. 2008. Media dan Teknologi Pembelajaran. Banjarmasin.

Sutanta, Edhy. 2005. Pengantar Teknologi Informasi. Yogyakarta; Graha Ilmu.

Tim Devisi Penelitian dan Pengembangan. 2008. Panduan Lengkap untuk Teknisi Komputer. Yogyakarta: Andi, Madiun:MADCOMS.

Sudjana, Nana dan Rivai, Ahmad. 2003. Teknologi pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo.


[1] Fairus N. H., Mahir Menggunakan TIK & Microsoft Word 2003 Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk SMA, (Jakarta: Ganeca, 2007), hal. 2.
[2] Muhammad Ramli, Media dan Teknologi Pembelajaran, (Banjarmasin, 2008), hal. 93.
[3] Edhy Sutanta, Pengantar Teknologi Informasi, (Yogyakarta; Graha Ilmu, 2005), hal. 17.
[4]Tim Devisi Penelitian dan Pengembangan Panduan Lengkap untuk Teknisi Komputer, (Yogyakarta: Andi, Madiun:MADCOMS), 2008, hal 1.
[5] Muhammad Ramli, Op. Cit, hal. 93

[6] Nana Sudjana, Ahmad Rivai, Teknologi pengajaran,(Bandung: Sinar Baru Algensindo), 2003, h. 136
[7] Muhammad Ramli, Op. Cit, hal. 94
[8] Ibid., hal. 97
[9] Nana Sudjana, Ahmad Rivai, Op. Cit., hal. 136-137
[10] Nana Sudjana, Ahmad Rivai, Op. Cit., hal. 137
[11] Muhammad Ramli, Op. Cit, hal. 100-102