Sabtu, 02 Juni 2012

Stategi pembelajaran CTL


BAB 1
 PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Pembelajaran adalah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid (Syaiful Sagala, 2006 : 61). Proses pembelajaran membutuhkan metode yang tepat. Kesalahan menggunakan metode, dapat menghambat tercapainya tujuan pendidikan yang diinginkan. Dampak yang lain adalah rendahnya kemampuan bernalar siswa dalam pembelajaran. . Hal ini disebabkan karena dalam proses siswa kurang dilibatkan dalam situasi optimal untuk belajar, pembelajaran cenderung berpusat pada guru, dan klasikal. Selain itu siswa kurang dilatih untuk menganalisis permasalahan Dari beberapa model pembelajaran, ada model pembelajaran yang menarik dan dapat memicu peningkatan penalaran siswa yaitu model pembelajaran CTL. Pada dasarnya, pembelajaran CTL adalah suatu sistem pengajaran yang cocok dengan otak yang menghasilkan makna dengan menghubungkan muatan akademik dengan konteks dari kehidupan sehari-hari siswa.

B.     Rumusan masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan  CTL
2.       Apa konsep dasar strategi pembelajaran CTL
3.      Apa perbedaan CTL dengan pembelajaran konvensional
4.      Asas- asas CTL
5.      Apa kelemahan dan kelebihan CTL

C.     Tujuan penulisan
1.      Dapat memberikan pemahaman tentang CTL kepada calon guru
2.      Mengetahui bagaimana cara mengaplikasikan CTL dalam proses pembelajaran
3.      Mengetahui posisi murid dalam CTL




BAB II PEMBAHASAN

A.    Definisi CTL
CTL adalah sebuah sistem yang menyeluruh. CTL terdiri dari bagian- bagian yang saling terhubung. Jika bagian- bagian ini terjalin satu sama lain, maka akan dihasilkan pengaruh yang melebihi hasil yang diberikan bagian- bagiannya secara terpisah. CTL melibatkan proses- proses yang berbeda, yang ketika digunakan secara bersama- sama, memampukan para siswa membuat hubungan yang menghasilkan makna. Setiap bagian CTL yang berbeda- beda ini memberikan sumbangan dalam menolong siswa memahami tugas sekolah. Secara bersama- sama, mereka membentuk suatu sistem yang memungkinkan para siswa melihat makna didalamnya, dan mengingat materi akademik. CTL adalah sebuah sistem yang merangsang otak untuk menyusun pola- pola yang mewujudkan makna. CTL adalah suatu sistem pengajaran yang cocok dengan otak yang menghasilkan makna dengan menggabungkan muatan akademik dengan konteks dari kehidupan sehari- hari siswa. Dengan memanfaatkan kenyataan bahwa lingkungan merangsang sel- sel saraf otak untuk membentuk jalan, sistem ini memfokuskan kepada konteks pada hubungan- hubungan.
 Landasan filosofis CTL adalah kontruktvisme yaitu filosofis belajar yang menekankan bahwa belajar tidak hanya sekedar menghafal, tetapi mengkontruksikan atau membangun pengetahuan dan keterampilan baru lewat fakta- fakta atau proposisi yang mereka alami dalam kehidupannya. Pendekatan ini selaras dengan konsep kurikulum berbasis kompetensi yang diberlakukan saat ini dan secara operasional tertuang dalam KTSP. Beberapa ahli mendefinisikan pengertian kontekstual, menurut Jhonson (2007: 67) menyatakan bahwa pendekatan pembelajaran kontekstual atau CTL adalah sebuah pendidikan yang menolong para siswa melihat makna dalam materi akademik dengan konteks dalam kehidupan sehari- hari mereka, yaitu konteks keadaan pribadi, social dan kebudayaan mereka.
v  What I hear I forget
v  What I see I remember
v  What I do I understand
B.     Konsep Dasar Strategi Pembelajaran Kontekstual
. CTL adalah sebuah sistem yang merangsang otak untuk menyusun pola- pola yang mewujudkan makna. CTL adalah suatu sistem pengajaran yang cocok dengan otak yang menghasilkan makna dengan menggabungkan muatan akademik dengan konteks dari kehidupan sehari- hari siswa. Dari konsep tersebut ada tiga hal yang harus kita pahami yaitu:
1.      CTL menekankan kepada proses keterlibatan siswa untuk menemuken materi, artinya proses belajar diorientasikan pada proses pengalaman secera langsung. Proses belajar dalam konteks CTL tidak mengharapkan agr siswa hanya menerima pelajaran, akan tetapi proses mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran.
2.      CTL mendorong agar siswa dapat menemukan hubungan antara materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata artinya siswa dituntut untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar disekolah dengan kehidupan nyata. Hal ini sangat penting sebab dengan dapat mengorelasikan materi yang ditemukan dengan kehidupan nyata, bukan hanya bagi siswa materi itu akan bermakna secara fungsional, akan tetapi materi yang dipelajarinya akan tertanam erat dalam memori siswa sehingga tidak akan mudah dilipakan.
3.      CTL mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan, artinyaCTL bukan hanya mengharapkan siswa dapat memahami materi yang dipelajarinya, akan tetapi bagaimana materi pelajaran itu dapat mewarnai prilakunya dalam kehidupan sehari- hari. Materi pelajaran dalam konteks CTL bukan untuk ditumpuk di otak dan kemudian dilupakan, akan tetapi sebagai bekal mereka dalam mengarungi kehidupan nyata.
Sehubungan dengan hal itu, terdapat lima karakteristik penting dalam proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan CTL.
a.       Dalam CTL,pembelajaran merupakan proses pengaktifan pengetahuan yang sudah ada, artinya apa yang akan dipelajari tidak terlepas dari pengetahuan yang sudah dipelajari, dengan demikian pengetahuan yang akan diperoleh siswa adalah pengetahuan yang utuh yang memiliki keterkaitan satu sama lain. (activing knowledge)
b.      Pembelajaran yang kontekstual adalah belajar dalam rangka memperoleh dan menambah pengetahuan baru. Pengetahuan baru itu diperoleh dengan cara deduktif, artinya pembelajaran dimulai dengan mempelajari secara keseluruhan kemudian memperhatikan detailnya. (acquiring knowledge)
c.       Pemahaman pengetahuan, artinya pengetahuan yang diperoleh bukan untuk duhafal tetepi untuk dipahami dan diyakini, misalnya dengan cara meminta tanggapan dari yang lain tentang pengetahuan yang diperolehnya dan berdasarkan tanggapan dari yang lain tentang pengetahaun yang diperolehnya dan berdasarkan tanggapan tersebut baru pengetahuan itu dikembangkan. (Understanding knowledge)
d.      Mempraktikkan pengetahuan dan pengalaman tersebut, artinya pengetahuan dan pengalaman yang diperolehnya harus dapat diaplikasikan dalam kehidupan siswa, sehingga tampak perubahan prilaku siswa.
e.       Melakukan refleksi terhadap strategi pengembangan pengetahuan. Hal ini dilakukan sebagai umpan balik untuk proses perbaikan dan penyempurnaan strategi.  Reflecting knowledge
                                                       
C.     Asas- asas CTL

1.konstrutivisme                         
proses membangun atau menyusun pengetahuan baru dalam struktur kognisi siswa berdasarkan pengalaman.Menurut konstruktivisme,pengalaman itu memang bersala dari luar,akan tetapi dikontruksi oleh dan dari dalam diri seseorang.Oleh sesbab itu pengalaman terbentuk oleh dua factor penting yaitu obyek yang menjadi bahan pengamatan dan kemampuan subyek untuk menginterpretasi obyek tersebut.

2.Inkuiri
Asas kedua dalam pembelajaran kontekstual adalah inkuiri.Artinya,proses pembelajaran didasarkan pada pencarian dan penemuan melalui proses berpikir secara sistematis.Pengetahuan bukanlah sejumlah fakta hasil dari mengingat,akan tetapi hasil dari proses menemukan sendiri.Dengan demikian dalam proses perencanaan,guru bukanlah mempersiapkan sejumlah materi yang harus dihafal,akan tetapi meransang pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat menemukan sendiri materi yang harus dipahaminya.

3.Bertanya
Belajar pada dasarnya adalah bertanya dan menjawab pertanyaan.bertanya dapat dianggap sebagai refleksi dari keingintahuan setiap individu,sedangkan menjawab pertanyaam mencerminkan kemampuan sesorang dalam berpikir.Dalam proses pembelajaran CTL guru tidak menyampaikan informasi begitu saja,akan tetapi memancing agar siswa dapat menemukan sendiri.Karena itu peran bertanya sangat penting,sebab melalui pertanyaan-pertanyaan guru dapat membimbng dan mengarahkan siswa untuk menemukan setiap materi yang dipelajarinya.

4. masyakat belajar
Dalam CTL penerapan masyarakat belajar dapat dilakukan dengan menerapkan pembelajaran melalui kelompok belajar.Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok yang anggotanya bersifat heterogen baik dilihat dari kemampuan belajar dan kecepatan belajarnya.Biarkan dalam kelompoknya mereka saling membelajarkan,yang cepat didorong untuk membantu yang lambat belajar.

5.Pemodelan
Yang dimaksud dengan asas pemodelan, adalah proses pembelajaran dengan memperagakan sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru oleh setiap siswa.Misalnya guru memberikan contoh bagaimana cara melafalkan sebuah kalimat asing.guru olahraga memberikan contoh bagaimana cara melempar bola dan lain sebagainya.

6. refleksi
Refleksi adalah proses pengendapan pengalaman yang telah dipelajari yang dilakukan dengan cara mengurutkan kembali kejadian-kejadian atau peristiwa pembelajaran yang telah dilaluinya.Melalui refleksi pengalaman belajar itu akan dimasukkan dalam struktur kognisi siswa yang pada akhirnya akan menjadi bagian dari pengetahuan yang telah dibentuknya.
7.   Penilaian luhur
Penilaian nyata (authentic assesement ) adalah proses yang dilakukan guru untuk mengumpulkan informasi tentang perkembangan belajar yang dilakukan siswa.Penilaian ini diperlukan untuk mengetahui apakah siswa benar-benar belajar atau tidak.apakah pengetahuan belajar siswa mempunyai pengaruh yang positif terhadap perkembangan baik intelektual maupun mental siswa.


D.    Perbedaan CTL dan Pembelajan Konvensional
1.      CTL menempatkan siswa sebagai subjek belajar, artinya siswa berperan akti dalam setiap proses pembelajaran dengan cara mengemukakan dan menggali sendiri materi pelajaran. Sedangkan dalam pembelajaran konvensional siswa ditempatkan sebagai objek belajar yang berperan sebagai penerima informasi secara pasif.
2.      Dalam pembelajaran CTL, siswa belajar melalui kegiatan kelompok, berdiskusi, saling menerima dan dan member. Sedangkan, dalam pembelajaran kovensional siswa lebih banyak belajar secara individual dengan menerima, mencatat dan menghafal materi pelajaran.
3.      Dalam CTL, pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata secara riil, sedangkan pembelajaran secara konvensional, pembelajaran bersifat teoritis dan abstrak.
4.      Dalam CTL, kemampuan didasarkan atas pengalaman, sedangkan dalam pembelajaran konvensional kemampuan diperoleh melalui latihan- latihan.
5.      Tujuan akhir dari proses pembelajaran melalui CTL adalah kepuasan diri sendiri, sedangkan pembelajaran konvensional, tujuan akhirnya adalah nilai atau angka.
6.      Dalam CTL, tindakan atau prilaku dibangun atass kesadaran diri sendiri, misalnya individu tidak melakukan prilaku tertentu karena ia menyadari bahwa prilaku itu merugikan dan tidak bermanfaat, sedangkan dalam pembelajaran konvensional, tindakan atau prilaku individu didasarkan oleh factor dari luar dirinya, misalnya individu tidak melakukan sesuatu disebabkan takut hukuman atau sekedar untuk memperoleh angka atau nilai dari guru.
7.      Dalam CTL, pengetahuan yang dimiliki setiap individu selalu berkembang sesuai dengan pengalaman yang dialaminya, oleh sebab itu setiap siswa bias terjadi perbedaan dalam memaknai hakikat pengetahuan yang dimilikinya. Dalam pembelajaran konvensional hal ini tidak mungkin terjadi. Kebenran yang bersifat absolute dan final, oleh karena pengetahuan dikontruksi oleh orang lain.
8.      Dalam pembelajaran CTL, siswa bertanggung jawab dalam memonitor dan mengembangkan pembelajaran mereka masing- masing, sedangkan dalam pembelajaran konvensional guru adalah penentu jalannya proses pembelajaran.
9.      Dalam CTL, pembelajaran bias terjadi dimana saja dalam konteks yang setting, yang berbeda sesuai dengan kebutuhan, sedangkan dalam pembelajaran konvensional pembelajaran hanya terjadi didalam kelas.
10.  Oleh karena itu tujuan yang ingin dicapai adalah seluruh aspek perkembangan siswa maka dalam CTL keberhasilan pembelajaran diukur dengan berbagai cara, misalnya dengan evaluasi proses, hasil karya siswa, penampilan, rekaman, observasi, wawancara, dsb sedangkan dalam pembelajaran konvensional keberhasilan pembelajaran biasanya hanya diukur dari tes.
E.     Keunggulan dan kelebihan pencekatan CTL
Kita ketahui setiap pendekatan yang kita pergunakan dalam pembelajaran kekurangan dan kelebihan atau dengah kata lain memiliki kekurangan dan kelebihan atau dengan kata lain memiliki keunggulan dan kelemahan. Keunggulan dengan pembelajaran CTL adalah real word learning. Mengutamakan pengalaman nyata, berfikir tingkat tinggi, berpusat pada siswa aktif, kritis, dan kreatif, pengetahuan bermakna, dan kegiatannya bukan mengajar tetapi belajar. Selain itu keunggulan lain yakni kegiatannya lebih kepada pendidikan bukan pembelajaran, sebagai pembentukan manusia, memecahkan masalah, siswa aktif guru mengarahkan, dan hasil belajar diukur dengan berbagai alat ukur tidak hanya tes saja.
Disamping itu keunggulan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL juga memiliki kelemahannya, antara lain: bagi guru kelas, guru harus memiliki kemampuan  untuk memahami secara mendalam dan komprehensif tentang (1) konsep pembelajaran denmgan menggunakan pendekatan CTL itu sendiri,  (2) potensi perbedaan individual siswa di kelas, (3) beberapa pendekatan dalam pembelajaran yang berorientasi kepada siswa aktivitas siswa, dan (4) sarana, media alat bantu serta kelengkapan pembelajaran yang menunjang aktivitas siswa dalam  dalam belajar. Bagi siswa diperlukan anatara lain: (1) inisiatif dan kreatifitas dalam belajar, (2) memiliki wawasan pengetahuan yang memadai dari setiap mata pelajaran, (3) adanya perubahan sikap dalam menghadapi persoalan, dan (4) memiliki tanggung jawab pribadi yang tinggi dalam menyelesaikan tugas-tugasnya.


BAB III PENUTUP

Kesimpulan

 CTL adalah sebuah sistem yang merangsang otak untuk menyusun pola- pola yang mewujudkan makna. CTL adalah suatu sistem pengajaran yang cocok dengan otak yang menghasilkan makna dengan menggabungkan muatan akademik dengan konteks dari kehidupan sehari- hari siswa. . CTL adalah sebuah sistem yang merangsang otak untuk menyusun pola- pola yang mewujudkan makna. CTL adalah suatu sistem pengajaran yang cocok dengan otak yang menghasilkan makna dengan menggabungkan muatan akademik dengan konteks dari kehidupan sehari- hari siswa.
·         Asas- asas CTL
a.       Kontruktivisme
b.      Inkuiri
c.       Bertanya (questioning)
d.      Masyarakat belajar (learning community)
e.       Pemodelan (modeling)
f.       Refleksi (reflection)
g.      Penilayan nyata

Kita ketahui setiap pendekatan yang kita pergunakan dalam pembelajaran kekurangan dan kelebihan atau dengah kata lain memiliki kekurangan dan kelebihan atau dengan kata lain memiliki keunggulan dan kelemahan