BAB
1
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Pembelajaran adalah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan
maupun teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan.
Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh
pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik
atau murid (Syaiful Sagala, 2006 : 61). Proses pembelajaran membutuhkan metode
yang tepat. Kesalahan menggunakan metode, dapat menghambat tercapainya tujuan
pendidikan yang diinginkan. Dampak yang lain adalah rendahnya kemampuan
bernalar siswa dalam pembelajaran. . Hal ini disebabkan karena dalam proses
siswa kurang dilibatkan dalam situasi optimal untuk belajar, pembelajaran
cenderung berpusat pada guru, dan klasikal. Selain itu siswa kurang dilatih
untuk menganalisis permasalahan Dari beberapa model pembelajaran, ada model
pembelajaran yang menarik dan dapat memicu peningkatan penalaran siswa yaitu
model pembelajaran CTL. Pada dasarnya, pembelajaran CTL adalah suatu sistem
pengajaran yang cocok dengan otak yang menghasilkan makna dengan menghubungkan muatan
akademik dengan konteks dari kehidupan sehari-hari siswa.
B.
Rumusan masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan CTL
2. Apa konsep dasar strategi pembelajaran CTL
3. Apa
perbedaan CTL dengan pembelajaran konvensional
4. Asas-
asas CTL
5. Apa
kelemahan dan kelebihan CTL
C.
Tujuan penulisan
1. Dapat
memberikan pemahaman tentang CTL kepada calon guru
2. Mengetahui
bagaimana cara mengaplikasikan CTL dalam proses pembelajaran
3. Mengetahui
posisi murid dalam CTL
BAB
II PEMBAHASAN
A. Definisi
CTL
CTL adalah sebuah sistem yang menyeluruh. CTL
terdiri dari bagian- bagian yang saling terhubung. Jika bagian- bagian ini
terjalin satu sama lain, maka akan dihasilkan pengaruh yang melebihi hasil yang
diberikan bagian- bagiannya secara terpisah. CTL melibatkan proses- proses yang
berbeda, yang ketika digunakan secara bersama- sama, memampukan para siswa
membuat hubungan yang menghasilkan makna. Setiap bagian CTL yang berbeda- beda
ini memberikan sumbangan dalam menolong siswa memahami tugas sekolah. Secara
bersama- sama, mereka membentuk suatu sistem yang memungkinkan para siswa
melihat makna didalamnya, dan mengingat materi akademik. CTL adalah sebuah
sistem yang merangsang otak untuk menyusun pola- pola yang mewujudkan makna.
CTL adalah suatu sistem pengajaran yang cocok dengan otak yang menghasilkan
makna dengan menggabungkan muatan akademik dengan konteks dari kehidupan
sehari- hari siswa. Dengan memanfaatkan kenyataan bahwa lingkungan merangsang
sel- sel saraf otak untuk membentuk jalan, sistem ini memfokuskan kepada
konteks pada hubungan- hubungan.
Landasan
filosofis CTL adalah kontruktvisme yaitu filosofis belajar yang menekankan
bahwa belajar tidak hanya sekedar menghafal, tetapi mengkontruksikan atau
membangun pengetahuan dan keterampilan baru lewat fakta- fakta atau proposisi
yang mereka alami dalam kehidupannya. Pendekatan ini selaras dengan konsep
kurikulum berbasis kompetensi yang diberlakukan saat ini dan secara operasional
tertuang dalam KTSP. Beberapa ahli mendefinisikan pengertian kontekstual,
menurut Jhonson (2007: 67) menyatakan bahwa pendekatan pembelajaran kontekstual
atau CTL adalah sebuah pendidikan yang menolong para siswa melihat makna dalam
materi akademik dengan konteks dalam kehidupan sehari- hari mereka, yaitu
konteks keadaan pribadi, social dan kebudayaan mereka.
v What
I hear I forget
v What
I see I remember
v What
I do I understand
B. Konsep
Dasar Strategi Pembelajaran Kontekstual
.
CTL adalah sebuah sistem yang merangsang otak untuk menyusun pola- pola yang
mewujudkan makna. CTL adalah suatu sistem pengajaran yang cocok dengan otak
yang menghasilkan makna dengan menggabungkan muatan akademik dengan konteks
dari kehidupan sehari- hari siswa. Dari konsep tersebut ada tiga hal yang harus
kita pahami yaitu:
1. CTL
menekankan kepada proses keterlibatan siswa untuk menemuken materi, artinya
proses belajar diorientasikan pada proses pengalaman secera langsung. Proses
belajar dalam konteks CTL tidak mengharapkan agr siswa hanya menerima
pelajaran, akan tetapi proses mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran.
2. CTL
mendorong agar siswa dapat menemukan hubungan antara materi yang dipelajari
dengan situasi kehidupan nyata artinya siswa dituntut untuk dapat menangkap
hubungan antara pengalaman belajar disekolah dengan kehidupan nyata. Hal ini
sangat penting sebab dengan dapat mengorelasikan materi yang ditemukan dengan
kehidupan nyata, bukan hanya bagi siswa materi itu akan bermakna secara
fungsional, akan tetapi materi yang dipelajarinya akan tertanam erat dalam
memori siswa sehingga tidak akan mudah dilipakan.
3. CTL
mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan, artinyaCTL bukan
hanya mengharapkan siswa dapat memahami materi yang dipelajarinya, akan tetapi
bagaimana materi pelajaran itu dapat mewarnai prilakunya dalam kehidupan
sehari- hari. Materi pelajaran dalam konteks CTL bukan untuk ditumpuk di otak
dan kemudian dilupakan, akan tetapi sebagai bekal mereka dalam mengarungi
kehidupan nyata.
Sehubungan dengan hal itu, terdapat lima
karakteristik penting dalam proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan
CTL.
a. Dalam
CTL,pembelajaran merupakan proses pengaktifan pengetahuan yang sudah ada,
artinya apa yang akan dipelajari tidak terlepas dari pengetahuan yang sudah
dipelajari, dengan demikian pengetahuan yang akan diperoleh siswa adalah
pengetahuan yang utuh yang memiliki keterkaitan satu sama lain. (activing knowledge)
b. Pembelajaran
yang kontekstual adalah belajar dalam rangka memperoleh dan menambah
pengetahuan baru. Pengetahuan baru itu diperoleh dengan cara deduktif, artinya
pembelajaran dimulai dengan mempelajari secara keseluruhan kemudian
memperhatikan detailnya. (acquiring
knowledge)
c. Pemahaman
pengetahuan, artinya pengetahuan yang diperoleh bukan untuk duhafal tetepi
untuk dipahami dan diyakini, misalnya dengan cara meminta tanggapan dari yang
lain tentang pengetahuan yang diperolehnya dan berdasarkan tanggapan dari yang
lain tentang pengetahaun yang diperolehnya dan berdasarkan tanggapan tersebut
baru pengetahuan itu dikembangkan.
(Understanding knowledge)
d. Mempraktikkan
pengetahuan dan pengalaman tersebut, artinya pengetahuan dan pengalaman yang
diperolehnya harus dapat diaplikasikan dalam kehidupan siswa, sehingga tampak
perubahan prilaku siswa.
e. Melakukan
refleksi terhadap strategi pengembangan pengetahuan. Hal ini dilakukan sebagai
umpan balik untuk proses perbaikan dan penyempurnaan strategi.
Reflecting knowledge
C. Asas-
asas CTL
1.konstrutivisme
proses membangun atau menyusun pengetahuan baru dalam struktur kognisi siswa berdasarkan pengalaman.Menurut konstruktivisme,pengalaman itu memang bersala dari luar,akan tetapi dikontruksi oleh dan dari dalam diri seseorang.Oleh sesbab itu pengalaman terbentuk oleh dua factor penting yaitu obyek yang menjadi bahan pengamatan dan kemampuan subyek untuk menginterpretasi obyek tersebut.
proses membangun atau menyusun pengetahuan baru dalam struktur kognisi siswa berdasarkan pengalaman.Menurut konstruktivisme,pengalaman itu memang bersala dari luar,akan tetapi dikontruksi oleh dan dari dalam diri seseorang.Oleh sesbab itu pengalaman terbentuk oleh dua factor penting yaitu obyek yang menjadi bahan pengamatan dan kemampuan subyek untuk menginterpretasi obyek tersebut.
2.Inkuiri
Asas kedua dalam pembelajaran kontekstual adalah inkuiri.Artinya,proses pembelajaran didasarkan pada pencarian dan penemuan melalui proses berpikir secara sistematis.Pengetahuan bukanlah sejumlah fakta hasil dari mengingat,akan tetapi hasil dari proses menemukan sendiri.Dengan demikian dalam proses perencanaan,guru bukanlah mempersiapkan sejumlah materi yang harus dihafal,akan tetapi meransang pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat menemukan sendiri materi yang harus dipahaminya.
Asas kedua dalam pembelajaran kontekstual adalah inkuiri.Artinya,proses pembelajaran didasarkan pada pencarian dan penemuan melalui proses berpikir secara sistematis.Pengetahuan bukanlah sejumlah fakta hasil dari mengingat,akan tetapi hasil dari proses menemukan sendiri.Dengan demikian dalam proses perencanaan,guru bukanlah mempersiapkan sejumlah materi yang harus dihafal,akan tetapi meransang pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat menemukan sendiri materi yang harus dipahaminya.
3.Bertanya
Belajar pada dasarnya adalah bertanya dan menjawab pertanyaan.bertanya dapat dianggap sebagai refleksi dari keingintahuan setiap individu,sedangkan menjawab pertanyaam mencerminkan kemampuan sesorang dalam berpikir.Dalam proses pembelajaran CTL guru tidak menyampaikan informasi begitu saja,akan tetapi memancing agar siswa dapat menemukan sendiri.Karena itu peran bertanya sangat penting,sebab melalui pertanyaan-pertanyaan guru dapat membimbng dan mengarahkan siswa untuk menemukan setiap materi yang dipelajarinya.
4. masyakat belajar
Dalam CTL penerapan masyarakat
belajar dapat dilakukan dengan menerapkan pembelajaran melalui kelompok
belajar.Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok yang anggotanya bersifat heterogen
baik dilihat dari kemampuan belajar dan kecepatan belajarnya.Biarkan dalam
kelompoknya mereka saling membelajarkan,yang cepat didorong untuk membantu yang
lambat belajar.
5.Pemodelan
Yang dimaksud dengan asas pemodelan, adalah proses pembelajaran dengan memperagakan sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru oleh setiap siswa.Misalnya guru memberikan contoh bagaimana cara melafalkan sebuah kalimat asing.guru olahraga memberikan contoh bagaimana cara melempar bola dan lain sebagainya.
Yang dimaksud dengan asas pemodelan, adalah proses pembelajaran dengan memperagakan sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru oleh setiap siswa.Misalnya guru memberikan contoh bagaimana cara melafalkan sebuah kalimat asing.guru olahraga memberikan contoh bagaimana cara melempar bola dan lain sebagainya.
6. refleksi
Refleksi adalah proses pengendapan
pengalaman yang telah dipelajari yang dilakukan dengan cara mengurutkan kembali
kejadian-kejadian atau peristiwa pembelajaran yang telah dilaluinya.Melalui
refleksi pengalaman belajar itu akan dimasukkan dalam struktur kognisi siswa
yang pada akhirnya akan menjadi bagian dari pengetahuan yang telah dibentuknya.
7. Penilaian luhur
Penilaian nyata (authentic
assesement ) adalah proses yang dilakukan guru untuk mengumpulkan informasi
tentang perkembangan belajar yang dilakukan siswa.Penilaian ini diperlukan
untuk mengetahui apakah siswa benar-benar belajar atau tidak.apakah pengetahuan
belajar siswa mempunyai pengaruh yang positif terhadap perkembangan baik
intelektual maupun mental siswa.
D.
Perbedaan
CTL dan Pembelajan Konvensional
1. CTL menempatkan siswa sebagai subjek
belajar, artinya siswa berperan akti dalam setiap proses pembelajaran dengan
cara mengemukakan dan menggali sendiri materi pelajaran. Sedangkan dalam
pembelajaran konvensional siswa ditempatkan sebagai objek belajar yang berperan
sebagai penerima informasi secara pasif.
2. Dalam pembelajaran CTL, siswa
belajar melalui kegiatan kelompok, berdiskusi, saling menerima dan dan member.
Sedangkan, dalam pembelajaran kovensional siswa lebih banyak belajar secara
individual dengan menerima, mencatat dan menghafal materi pelajaran.
3. Dalam CTL, pembelajaran dikaitkan
dengan kehidupan nyata secara riil, sedangkan pembelajaran secara konvensional,
pembelajaran bersifat teoritis dan abstrak.
4. Dalam CTL, kemampuan didasarkan atas
pengalaman, sedangkan dalam pembelajaran konvensional kemampuan diperoleh
melalui latihan- latihan.
5. Tujuan akhir dari proses
pembelajaran melalui CTL adalah kepuasan diri sendiri, sedangkan pembelajaran
konvensional, tujuan akhirnya adalah nilai atau angka.
6. Dalam CTL, tindakan atau prilaku
dibangun atass kesadaran diri sendiri, misalnya individu tidak melakukan
prilaku tertentu karena ia menyadari bahwa prilaku itu merugikan dan tidak
bermanfaat, sedangkan dalam pembelajaran konvensional, tindakan atau prilaku individu
didasarkan oleh factor dari luar dirinya, misalnya individu tidak melakukan
sesuatu disebabkan takut hukuman atau sekedar untuk memperoleh angka atau nilai
dari guru.
7. Dalam CTL, pengetahuan yang dimiliki
setiap individu selalu berkembang sesuai dengan pengalaman yang dialaminya,
oleh sebab itu setiap siswa bias terjadi perbedaan dalam memaknai hakikat
pengetahuan yang dimilikinya. Dalam pembelajaran konvensional hal ini tidak
mungkin terjadi. Kebenran yang bersifat absolute dan final, oleh karena pengetahuan
dikontruksi oleh orang lain.
8. Dalam pembelajaran CTL, siswa
bertanggung jawab dalam memonitor dan mengembangkan pembelajaran mereka masing-
masing, sedangkan dalam pembelajaran konvensional guru adalah penentu jalannya
proses pembelajaran.
9. Dalam CTL, pembelajaran bias terjadi
dimana saja dalam konteks yang setting, yang berbeda sesuai dengan kebutuhan,
sedangkan dalam pembelajaran konvensional pembelajaran hanya terjadi didalam
kelas.
10. Oleh karena itu tujuan yang ingin
dicapai adalah seluruh aspek perkembangan siswa maka dalam CTL keberhasilan
pembelajaran diukur dengan berbagai cara, misalnya dengan evaluasi proses,
hasil karya siswa, penampilan, rekaman, observasi, wawancara, dsb sedangkan
dalam pembelajaran konvensional keberhasilan pembelajaran biasanya hanya diukur
dari tes.
E.
Keunggulan
dan kelebihan pencekatan CTL
Kita ketahui setiap pendekatan yang
kita pergunakan dalam pembelajaran kekurangan dan kelebihan atau dengah kata
lain memiliki kekurangan dan kelebihan atau dengan kata lain memiliki keunggulan
dan kelemahan. Keunggulan dengan pembelajaran CTL adalah real word learning.
Mengutamakan pengalaman nyata, berfikir tingkat tinggi, berpusat pada siswa
aktif, kritis, dan kreatif, pengetahuan bermakna, dan kegiatannya bukan
mengajar tetapi belajar. Selain itu keunggulan lain yakni kegiatannya lebih
kepada pendidikan bukan pembelajaran, sebagai pembentukan manusia, memecahkan
masalah, siswa aktif guru mengarahkan, dan hasil belajar diukur dengan berbagai
alat ukur tidak hanya tes saja.
Disamping itu keunggulan
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL juga memiliki kelemahannya,
antara lain: bagi guru kelas, guru harus memiliki kemampuan untuk memahami secara mendalam dan
komprehensif tentang (1) konsep pembelajaran denmgan menggunakan pendekatan CTL
itu sendiri, (2) potensi perbedaan
individual siswa di kelas, (3) beberapa pendekatan dalam pembelajaran yang
berorientasi kepada siswa aktivitas siswa, dan (4) sarana, media alat bantu
serta kelengkapan pembelajaran yang menunjang aktivitas siswa dalam dalam belajar. Bagi siswa diperlukan anatara
lain: (1) inisiatif dan kreatifitas dalam belajar, (2) memiliki wawasan
pengetahuan yang memadai dari setiap mata pelajaran, (3) adanya perubahan sikap
dalam menghadapi persoalan, dan (4) memiliki tanggung jawab pribadi yang tinggi
dalam menyelesaikan tugas-tugasnya.
BAB
III PENUTUP
Kesimpulan
CTL adalah sebuah sistem yang merangsang otak
untuk menyusun pola- pola yang mewujudkan makna. CTL adalah suatu sistem
pengajaran yang cocok dengan otak yang menghasilkan makna dengan menggabungkan
muatan akademik dengan konteks dari kehidupan sehari- hari siswa. . CTL adalah
sebuah sistem yang merangsang otak untuk menyusun pola- pola yang mewujudkan
makna. CTL adalah suatu sistem pengajaran yang cocok dengan otak yang
menghasilkan makna dengan menggabungkan muatan akademik dengan konteks dari
kehidupan sehari- hari siswa.
·
Asas- asas CTL
a. Kontruktivisme
b. Inkuiri
c. Bertanya
(questioning)
d. Masyarakat
belajar (learning community)
e. Pemodelan
(modeling)
f. Refleksi
(reflection)
g. Penilayan
nyata
Kita ketahui setiap pendekatan yang kita pergunakan dalam
pembelajaran kekurangan dan kelebihan atau dengah kata lain memiliki kekurangan
dan kelebihan atau dengan kata lain memiliki keunggulan dan kelemahan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar